Festival dan perayaan Tahunan Kerton Solo
Setiap tahun pada tanggal-tanggal tertentu Keraton Surakarta mengadakan berbagai macam perayaan yang menarik. Perayaan tersebut pelaksanaannya berdasarkan pada penanggalan Jawa. Perayaan-perayaan tersebut antara lain:Kirab Pusaka 1 Suro
Acara ini diselenggarakan oleh Keraton Surakarta dan Puro Mangkunegaran pada malam hari menjelang tanggal 1 Suro. Acara ini ditujukan untuk merayakan tahun baru Jawa 1 Suro. Rute yang ditempuh kurang lebih sejauh 3 km yaitu Keraton - Alun-alun Utara - Gladak - Jl. Mayor Kusmanto - Jl. Kapten Mulyadi - Jl. Veteran - Jl. Yos Sudarso - Jl. Slamet Riyadi - Gladak kemudian kembali ke Keraton lagi. Pusaka- pusaka yang memiliki daya magis tersebut dibawa oleh para abdi dalem yang berbusana Jawi Jangkep. Kirap yang berada di depan adalah sekelompok Kebo Bule bernama Kyai Slamet sedangkan barisan para pembawa pusaka berada di belakangnya.
Sekaten
Sekaten diadakan setiap bulan Mulud untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada tanggal 12 Mulud diselenggarakan Grebeg Mulud. Kemudian diadakan pesta rakyat selama dua minggu. selama dua minggu ini pesta rakyat diadakan di Alun-alun utara. Pesta rakyat menyajikan pasar malam, arena permainan anak dan pertunjukan-pertunjukan seni dan akrobat. Pada hari terakhir Sekaten, diadakan kembali acara Grebeg di Alun-alun Utara. Upacara Sekaten diadakan pertama kali pada masa pemerintahan Kerajaan Demak.Grebeg Sudiro
Grebeg Sudiro diadakan untuk memperingati Tahun Baru Imlek dengan perpaduan budaya Tionghoa-Jawa. Festival yang dimulai sejak 2007 ini biasa dipusatkan di daerah Pasar Gedhe dan Balong (di kelurahan Sudiroprajan) dan Balai Kota Solo.Grebeg Mulud
Diadakan setiap tanggal 12 Mulud untuk memperingati hari Maulud Nabi Muhammad SAW. Grebeg Mulud merupakan bagian dari perayaan Sekaten. Dalam upacara ini para abdi dalem dengan berbusana "Jawi Jangkep Sowan Keraton" mengarak Gunungan ( Pareden ) dari Keraton Surakarta ke Masjid Agung Surakarta. Gunungan terbuat dari berbagai macam sayuran dan penganan tradisional. Setelah didoakan oleh Ngulamadalem (Ulama Keraton), satu buah Gunungan kemudian akan diperebutkan oleh masyarakat pengunjung dan satu buah lagi dibawa kembali ke Keraton untuk dibagikan kepada para abdi dalem.Tinggalan Dalem Jumenengan
Tari Bedoyo ditarikan di PerancisDiadakan setiap tanggal 2 Ruwah untuk memperingati hari ulang tahun penobatan raja. Dalam acara ini sang raja duduk diatas dampar di Pendopo Agung Sasanasewaka dengan dihadap oleh para abdi dalem keraton sambil menyaksikan tari sakral " Tari Bedoyo Ketawang " yang ditarikan oleh 9 remaja putri yang belum menikah. Para penari terdiri dari para wayahdalem, santanadalem atau kerabat dalem lainnya atau dapat juga penari umum yang memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.
Grebeg Pasa
Grebek ini diadakan untuk merayakan hari Raya Idul Fitri 1 Syawal. Acara ini berlangsung setelah melakukan sholat Ied. Prosesi acaranya sama dengan Grebeg Mulud yaitu para abdi dalem mengarak Gunungan dari Keraton ke Mesjid Agung untuk didoakan oleh ulama keraton kemudian dibagikan kepada masyarakat pengunjung.Syawalan
Syawalan mulai diadakan satu hari setelah hari Raya Idul Fitri dan berlangsung di Taman Satwa Taru Jurug di tepi Bengawan Solo. Pada puncak acara yaitu "Larung Getek Jaka Tingkir" diadakan pembagian ketupat pada masyarakat pengunjung. Pada acara syawalan juga diadakan berbagai macam pertunjukan kesenian tradisional.Grebeg Besar
Berlangsung pada hari Idul Adha (tanggal 10 Besar). Upacara sama dengan prosesi Gunungan pada Grebeg Pasa dan Grebeg Mulud.Solo Batik Carnival
Karnaval Batik Solo atau Solo Batik Carnival adalah sebuah even tahunan yang diadakan oleh pemerintah Kota Surakarta dengan menggunakan batik sebagai bahan utama pembuatan kostum. Para peserta karnaval akan membuat kostum karnaval dengan tema-tema yang di tentukan. Para peserta akan mengenakan kostumnya sendiri dan berjalan di atas catwalk yang berada di jalan Slamet Riyadi. Karnaval ini diadakan setiap tahun pada bulan Juni sejak tahun 2008Taman Sriwedari
Gerbang Taman Sriwedari |
Taman Sriwedari adalah sebuah kompleks taman di Kecamatan Lawiyan, Kota Surakarta. Sejak era Pakubuwana X, Taman Sriwedari menjadi tempat diselenggarakannya tradisi hiburan Malam Selikuran. Sriwedari juga pernah menjadi lokasi penyelenggaraan PON I pada tahun 1948. Saat ini kepemilikan Taman Sriwedari menjadi sengketa antara Pemerintah Kota Surakarta dengan ahli waris keluarga KRMH Wirjodiningrat.
Taman Sriwedari ini merupakan taman rekreasi keluarga yang berada ditangah kota Solo tepatnya terletak di jalan Slamet Riyadi. Didalamnya terdapat banyak sekali tempat rekrasi seperti Taman Hiburan Rakyat, Pendopo Srwedari, Gedung Wayang Oran, Gedung Kesenian dan Taman Segaran.Tempat wahana bermain untuk anak-anak. Banyak sekali permainan yang seru-seru.
Taman Segaran |
Museum Radya Pustaka
Museum Radya Pustaka |
Museum ini didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IX oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV di dalem Kepatihan pada tanggal 28 Oktober 1890. Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pernah menjabat sebagai Patih Pakubuwono IX dan Pakubuwono X. Museum ini lalu dipindahkan ke lokasinya sekarang ini, Gedung Museum Radyapustaka di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta, pada 1 Januari 1913. Kala itu gedung museum merupakan rumah kediaman seorang warga Belanda bernama Johannes Busselaar.
Kraton Solo
Kraton Solo |
Pendopo Kraton Solo |
Belum dapat data
Museum Batik Solo
Museum batik yang terlengkap di Indonesia, yaitu [[House of Danar Hadi]], Moseum ini terletak di jalan Slamet Riyadi (Belum dapat data)
Pasar Klewer
Pasar Klewer |
Pasar Klewer merupakan salah satu ikon kota solo.pasar ini setiap harinya sangat ramai di kunjungi oleh para pembeli yang datang dari bergai kota.
Pasar klewer juga termasuk tempat yang bersejarah dan memilki seni yang tinggi.dsisin dapat kita temui berbagai macam produksi konveksi yang ada di wilayah solo dan sekitarnya. di sini juga banyak di jual batik dari produk dari solo sendiri maupun daerah lain.
Pasar klewer memang tidak bisa di pisahkan dari kerajinan batik solo,Pasar Ngarsopuro
night market |
Buka dari jam 17.00 – 22.00 malam, pasar malam Ngarsopuro selalu dipadati oleh pengunjung. Selain itu, pasar malam Ngarsopuro telah menjadi tempat wisata baru kota Solo, maupun masyarakat sekitar yang mampir di kota Solo. Pasar malam ini sendiri, dibuat untuk menampung pedagang-pedagang kreatif di kota Solo.
Disana kamu bakal menemukan berbagai barang menarik seperti aneka batik, miniatur – miniatur unik dan berbagai macam cinderamata khas kota Solo. Berbagai macam jajanan dan makanan khas kota Solo juga banyak di jajakan disini. Harganya pun terjangkau dan bisa ditawar pastinya.
Pasar Triwindu
Pasar Triwind |
Pasar Triwindu (sekarang bernama Pasar Windujenar) adalah salah satu pasar barang antik yang populer di Pulau Jawa. Persis di depan pintu masuk pasar, Anda akan disambut oleh patung laki-laki dan perempuan Jawa sedang duduk bersila di atas panggung batu.
Kraton Mangkunegaran
Kraton Mangkunegara |
Bangunan ini menunjukkan ciri khas bangunan jawa yang berbentuk joglo, selain itu bangunan ini menggunakan kayu jati.
Puro Mangkunegaran terdiri dari dua bagian utama, yaitu Pendopo dan Dalem.
Taman Satwa Taru jurug
Taman Satwa Taru Jurug |
Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) adalah obyek wisata yang terletak di tepian Sungai Bengawan Solo dengan luas lahan 14 ha, memiliki pemandangan indah dengan berbagai koleksi satwa dan fauna yang dapat dijadikan tempat rekreasi dan edukasi bagi para pengunjung. Keberadaan TSTJ sangat berarti bagi masyarakat Kota Surakarta dan daerah sekitarnya serta memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan antara lain : kebun binatang, wisata air Sungai Bengawan Solo, telaga, taman dan arena permainan. TSTJ saat ini memiliki ratusan koleksi binatang dan tanaman.
Kampung Batik |
Kampung batik Laweyan adalah salah satu daerah wisata yang sengaja disediakan oleh pemerintah Kota Solo untuk mengundang para wisatawan asing dan domestik melihat-lihat Batik. Kampung Batik Laweyan dinilai sebagai kawasan sentra Batik di Kota Solo dan sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahunn 1546 M. Kawasan ini sempat meraih kejayaannya pada tahun 1970an.
Kampung Laweyan didesain dengan konsep terpadu, dengan memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 24 ha yang terdiri dari 3 blok. Di dalam kampung Batik tersebut, terdapat ratusan pengrajin Batik yang menjual berbagai motif, seperti Tirto Tejo dan Truntum dengan beragam variasi harga. Selain batik, Kampung Batik Laweyan juga menyimpan kekayaan arsitektur Jawa kuno.